Sabtu, 15 Oktober 2011

karbohidrat


BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa – senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil.Senyawa – seyawa ini menyusun sebagian besar bahan organic di dunia karena peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.   
            Adapun berbagai macam karbohidrat yang terdapat dalam makanan diantaranya adalah amilum atau pati dan sukrosa (gula tebu). Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam daun.Selanjutnya glukosa yang dihasilkan diubah menjadi amilum dan disimpan pada buah atau umbi.

Golongan karbohidrat merupakan salah satu golongan utama bahan organikyang terdapat di alam, terdapat pada semua tumbuhan dan hewan yang penting bagi kehidupan. Meskipun karbohidrat merupakan senyawa biologis yang banyak dijumpai di muka bumi, karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1% saja dari keseluruhan tubuh manusia. Tata nama karbohidrat cukup rumit. Senyawa ini dapat digolong-golongkan menurut dapat atau tidaknya dihidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil , menurut jumlah atom C, menurut arah putaran bidang cahaya terkutub, dan dengan hubungan rumus bangun dengan gliseraldehida.      
Menurut strukturnya karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana atau tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Monosakarida dan disakarida dapat larut dalam air dan umumnnya manis. Oligosakarida mengandung paling sedikit sampai delapan satuan monosakarida yang saling berhubungan. Polisakarida mengandung lebih dari delapan satuan monosakarida, dan apabila dihidrolisis akan dihasilkan satuan-satuan monosakarida. Karbohidrat-karbohidrat tersebut dapat didefinisikan berdasarkan reaksi kimia, uji demikian setiap kali memberikan reaksi yang spesifik.
B.        Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana reaksi masing-masing golongan karbohidrat dengan tiap pereaksi ?
C.        Maksud Praktikum
Maksud dari percobaan ini adalah mempelajari beberapa sifat-sifat dari golongan karbohidrat.
D.        Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan reaksi masing-masing golongan karbohidrat dengan tiap pereaksi.
E.        Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum karbohidrat ini adalah kita dapat mengetahui beberapa sifat-sifat golongan karbohidrat berdasarkan spesifikasi tiap-tiap pereaksi.





                                                      

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Karbohidrat adalah suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau senyawa-senyawa yang dapat terhidrolisis menghasilkan senyawa seperti itu. Satui contoh polihidroksi aldehid ialah glukosa dan contoh polihidroksi keton ialah fruktosa (Ruslan Kalla, 2010).
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul gula yang dapat terdiri atas lima atom karbon atau  enam atom karbon. Tata nama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang dimiliki dan letak gugus hidroksilnya. Oligosakarida merupakan polimer dengan derajat polimerisasi 2 sampai sepuluh dan biasanya larut dalam air.  Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau rantai bercabang yang dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang bekerja secara spesifik. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk dinegara yang sedang berkembang. Karbohidrat juga mempunyai peran yang penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan  misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis, memecah pemecahan protein tubuh yang berlebihan mencegah kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein (Abdul Rohman. (2002)
Karbohidrat adalah golongan senyawa organik , hidrogen dan oksigen. Terdiri atas satu atau lebih molekul sederhana; banyak terdapat dalam tumbuhan dan hewan sebagai bahan makanan penting, sumber tenaga (Amirrudin, 1993).
Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimerinya. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida, gula tunggal yang  dikenal sebagai gula sederhana. Karbohidrat meliputi zat-zat yang sangat berlimpah dan penting dalam alam biologi. Lebih dari separuh senyawa karbon yang ada di alam, ada dalam bentuk karbohidrat. Selulosa merupakan kelompok terbesar karbohidrat merupakan karbohidrat sruktural dalam tumbuhan. Telah diperkirakan bahwa 1011 ton selilosa dihasilkan dan dihancurkan didalam biosfer setiap tahun (Hanapi Usman,2007).
Karbohidrat adalah senyawa-senyawa polihidroksi yang dari rumus strukturnya akan terlihat bahwa gugus fungsi terpenting yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekulnya, karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehid dan polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Berdasarkan hasil hidrolisis dan strukturnya, karbohidrat dibagi atas tiga golongan besar yaitu: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Hasil hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat tersebut saling berkaitan, contohnya hidrolisis pati menjadi maltosa dan akhirnya glukosa (Tim Dosen Kimia Dasar, 2004).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi : AQUA DEMINERALISATA         
Nama Lain    : Air demineral
RM / BM         : H2O / 18,02
Pemerian      : Reaksi,  Amonium,  besi, kalsium tembaga, timbale, klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi, susut pengeringan memenuhi syarat yang tertera pada Aqua destilata.
Kelarutan          : Mudah larut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan       : Sebagai zat tambahan
2. NH4OH (Dirjen POM,1979)
Nama resmi               :  AMMONIA
Nama lain                  :  Amonia
RM/BM                       :  NH4OH /35,05
Pemerian                  : Cairan jernih ,tidak berwarna ,bau khasmenusuk
                                   kuat
Kelarutan                  : Mudah larut dalam air
Persyaratan kadar     :Mengadung tidak kurang dari 27,0% dan tidak lebih dari 30,0% NH3
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk
Kegunaan                   : Sebagai pereaksi tollens
3. Perak Nitrat (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi             : ARGENTI NITRAS
Nama Lain                : Perak Nitrat
RM / BM                     : AgNO3 / 169,87
Pemerian                   : Hablur     transparan   atau   serbuk  hablur berwarna
                                  putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan                  : Mudah    larut  dalam air, larut dalam etanol
                                 (95%) p
Penyimpanan           : Dalam   wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan                 : Antiseptikum, eksterm, kaostikum

4. Natrium Hidroksida (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi             : NATRI HYDROXYDUM   
Nama Lain                : Natrium Hidroksida / Soda kaustik
BM / RM                     : NaOH / 40,00
Pemerian                   : Bentuk batang, butiran, massa,        ataukeeping –
                                  keeping, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
                                     elikalis, dan korosif seberapa menyerap karbon dioksida.
Kelarutan                  : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                 : Zat tambahan
5. Fehling A (Dirjen POM,1979)
Nama resmi               : FEHLING A
Kandungan        : CuSO4.5H2O 34,64 g H2SO4 PEKAT  6,5 ml dan aquadest 500 ml
Pemerian                   : Cairan berwarna biru ,tidak berbau
Kelarutan                  : Mudah larut dalam air
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                 : Sebagai oksidator
6. Fehling B (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi             : FEHLING B
Kandungan  :           : K.Na tertrat 176 g ,NaOH 77 g ,aquadest 500 ml.
Pemerian                   : Cairan tidak berwarna dan tidak berbau
Kelarutan                  : Mudah larut dalam air
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                 : Sebagai oksidator 
7. Glukosa (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi             : GLUCOSUM
Nama Lain                : Glukosa
Pemerian                    : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis
Kelarutan                    : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) p mendidih, sukar larut dalam etaol (95%) p
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                 : Sebagai kalorigenikum
8. Asam klorida (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi             : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain                : Asam klorida / klorana
RM / BM                     : HCl / 36,46
  Pemerian                : Cairan, tidak berwarna, berasap bau merangsang, jika di encerkan dengan 2 bagian air, asap, dan hilang.
Kelarutan                  : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                 : Zat tambahan
C. Prosedur Kerja (Anonim 2011)
MONOSAKARIDA
1.     Reaksi glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M, tambahkan (NH4OH) sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Selanjutnya masukkan kedalam tabung reaksi ini kedalam gelas yang berisi air panas selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2.     Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling
Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B kocok, tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%. Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 1 menit. Amati perubahan yang terjadi.
3.     Uji Benedict
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict. Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%. Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
DISAKARIDA
1.     Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M, tambahkan (NH4OH) tetes pertetes sambil dikocok sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Selanjutnya masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml sukrosa 10%. Kocok dan masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2.     Uji Benedict
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict. Tambahkan 1 ml larutan sukrosa 10%. Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
POLISAKARIDA
1.     Reaksi Amilum dengan Yodium
Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml amiluk 2 %. Tambahkan 5 tetes larutan yodium 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi, panaskan tabung reaksi selama beberapa menit. Dinginkan, Amati perubahan yang terjadi.
2.     Hidrolisis Amilum
Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2% tambahkan 10 tetes HCl pekat. Panaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa menit. Tambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%, sampai larutan bersifat basa. Ambilkan 3 ml larutan ini dan masukkan kedalam tabung reaksi lain dan tambahkan 2 ml larutan benedict panaskan diatas air yang mendidih selama 5 menit. Amati perubahan yang terjadi.





BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.        Alat Yang Dipakai
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu botol semprot, belanga, gegep kayu, gelas kimia, gelas ukur, korek api, lap kasar dan lap halus, ose bulat, pipet tetes, pipet skala, rak tabung, sendok tanduk, tabung reaksi, dan timbangan.
B. Bahan Yang Dipakai
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquadest, larutan perak nitrat (AgNO3) 0,1 M, larutan ammonium hidroksida (NH4OH) 1 M, larutan asam klorida (HCl) pekat, Larutan natrium hidroksida (NaOH) 10%,  larutan amilum 2%, larutan glukosa 10%, larutan sukrosa 10%, larutan fehling A dan larutan fehling B, larutan benedict, larutan yodium (I2) 0,1 M , dan tissue.
C.        Cara Kerja
MONOSAKARIDA
1.     Reaksi glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M, tambahkan (NH4OH) sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Selanjutnya masukkan kedalam tabung reaksi ini kedalam gelas yang berisi air panas selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2.     Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling
Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B kocok, tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%. Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 1 menit. Amati perubahan yang terjadi.
3.     Uji Benedict
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict. Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%. Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
DISAKARIDA
1.     Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M, tambahkan (NH4OH) tetes pertetes sambil dikocok sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Selanjutnya masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml sukrosa 10%. Kocok dan masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2.         Uji Benedict
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict. Tambahkan 1 ml larutan sukrosa 10%. Masukkan tabung reaksi ini kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
POLISAKARIDA
1.         Reaksi Amilum dengan Yodium
Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml amiluk 2 %. Tambahkan 5 tetes larutan yodium 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi, panaskan tabung reaksi selama beberapa menit. Dinginkan, Amati perubahan yang terjadi.
2.         Hidrolisis Amilum
Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2% tambahkan 10 tetes HCl pekat. Panaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa menit. Tambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%, sampai larutan bersifat basa. Ambilkan 3 ml larutan ini dan masukkan kedalam tabung reaksi lain dan tambahkan 2 ml larutan benedict panaskan diatas air yang mendidih selama 5 menit. Amati perubahan yang terjadi.

BAB IV
KAJIAN HASIL PENGAMATAN
A.        Data Pengamatan
A.   Hasil Praktikum
1.    Tabel pengamatan
A.   Monosakarida
1.    Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
AgNO3 + sedikit NH4OH

Membentuk endapan hitam
AgNO3  + kelebihan NH4OH


Larutan berwarna hitam dan endapan hitam yang terbentuk melarut kembali
AgNO3 + NH4OH + glukosa


Terbentuk cermin perak setelah diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas.













2.    Reaksi glukosa dengan larutan fehling
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Fehling A + Fehling B
Larutan berwarna biru tua
Fehling + Glukosa
Larutan berwarna merah bata dan membentuk endapan merah bata setelah dilakukan disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas.

3.    Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Benedict + glukosa
Sebelum disimpan dalam gelas kimia yang berisi air panas larutan berwarna biru sedangkan larutan menjadi warna merah bata dan membentuk endapan merah bata setelah disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas.

B.   Disakarida
1.    Reaksi sukrosa dengan perak beramoniak
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
AgNO3 + sedikit NH4OH
Membentuk endapan hitam
AgNO3  + kelebihan NH4OH
Larutan berwarna hitam dan endapan hitam yang terbentuk melarut kembali
AgNO3 + NH4OH + sukrosa
Terbentuk cermin perak setelah diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas.

2.    Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Benedict + glukosa
Sebelum disimpan dalam gelas kimia yang berisi air panas larutan berwarna biru sedangkan larutan menjadi warna merah bata dan membentuk endapan merah bata setelah disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas.

C.   Polisakarida
1.    Reaksi amilum dengan yodium
Zat-zat yang direaksikan

Warna endpana/larutan
Larutan amilum

Larutan berwarna bening
Amilum + I2

Larutan berwarna biru tua
Amilum + I2 + pemanasan

Larutan berwarna biru tua
Setelah didinginkan
Larutan berwarna biru tua






2.    Hidrolisis amilum
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Larutan amilum
Larutan berwarna bening
Amilum + HCl pekat
Tidak terjadi perubahan
Amilum + HCl + NaOH
Larutan tetap dan tidak mengalami perubahan
+ Benedict
Pada saat ditambahkan pereaksi Benedict akan terbentuk gelembung gas dan larutan menjadi biru muda. Setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan

2.    Reaksi
A.   Monosakarida
1.    Reaksi glukosa dengan perak beramoniak
      2AgNO3 + 2NH4OH                  2 AgOH ↓ putih + 2NH4NO3
      2 Ag2O + NH4OH                  2 Ag (NH3) OH + H2O


2.    Reaksi glukosa dengan larutan Fehling


3.    Reaksi glukosa dengan pereaksi Benedict



B.   Disakarida
1.    Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

                                                                                                                       
2.    Uji Benedict





                                                                                                                      Merahbata 
C.   Polisakarida
1.    Reaksi Amilum dengan iodium sebelum dipanaskan

2.    Reaksi Amilum dengan Iodium setelah dipanaskan
B.   Pembahasan
              Karbohidrat merupakan polihidroksil aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila hidroksil. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan yang memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6 atau dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Walaupun karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris tersebut namun yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur.
Dinamakan karbohidrat karena senyawa – senyawa ini sebagai hidrat dari karbon. Dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering berbanding, seperti air. Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai sifat aktif optik, sedangkan gliseraldehid adalah merupakan induk karbohidrat.
Pada percobaan ini, akan dilihat reaksi dari masing-masing reaksi dari penggolongan karbohidrat dengan pereaksinya, seperti pereaksi Tollens (perak beramoniak), pereaksi Fehling, pereaksi Benedict, reaksi dengan iodium, dan hidrolisis polisakarida.
Pada percobaan pertama yaitu pada monosakarida untuk mengetahui reaksi glukosa dengan larutan fehling , Glukosa direaksikan dengan larutan fehling A dan Fehling B dan menghasilkan larutan berwarna merah bata yang awalnya larutan warna biru tua ketika fehling A dan fehling B direaksikan. Namun setelah dipanaskan lagi terbentuk endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena larutan Fehling yang terdiri dari campuran cupri sulfat, Na-kalium tartrat dan natrium hidroksida dengan gula reduksi  yang dipanaskan akan membentuk endapan yang berwarna hijau, kuning orange atau merah, tergantung dari macam gula reduksinya. Ketika glukosa direaksikan dengan Benedict dan menghasilkan  larutan berwarna biru sebelum disimpan dalam gelas kimia yang berisi air panas sedangkan larutan menjadi warna merah bata dan membentuk endapan merah bata setelah disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas. Hal ini disebabkan karena Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan dihasilkan endapan merah dari kupro oksida.
Pada percobaan kedua yaitu pada disakarida untuk mengetahui Sukrosa yang direaksikan dengan sukrosa dan NH4OH terbentuk endapan cermin perak, hal ini disebabkan karena pereaksi tersebut  yang mengandung perak nitrat bereaksi positif dengan glukosa dan setelah dipanaskan glukosa akan mereduksi Ag+  menjadi Ag dan menghasilkan endapan yang menempel pada dinding tabung, yaitu endapan cermin perak. Sedangkan ketika direaksikan dengan Benedict  dan menghasilkan endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan dihasilkan endapan merah dari kupro oksida tersebut.
Pada percobaan ketiga yaitu pada polisakarida untuk mengetahui Amilum direaksikan dengan larutan iodium dihasilkan larutan biru tua,. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan literatur/teori yang ada  bahwa karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodium dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya, yaitu amilosa dengan iodium akan menghasilkan larutan berwarna biru, amilopeptin akan berwarna merah violet, dan glikogen  maupun dextrin akan menghasilkan warna coklat. Pada reaksi hidrolisa amilum akan menghasilkan larutan bening. Selanjutnya untuk reaksi amilum dengan pereaksi Benedict, Pada saat ditambahkan pereaksi Benedict akan terbentuk gelembung gas dan larutan menjadi biru muda. Setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Setelah melakulan percobaan ini maka diperoleh kesimpulan
1.    Pada monosakarida, glukosa bereaksi positif dengan pereaksi Fehling dan Benedict menghasilkan endapan merah bata , dengan pereaksi Tollens menghasilkan endapan cermin perak.
  1.  Pada disakarida, sukrosa bereaksi dengan AgNO3 dan membentuk endapan cermin perak. Pada uji benedict menghasilkan endapan merah bata.
  2. Pada polisakarida , amilum bereaksi positif dengan iodium menghasilkan larutan biru dan pada pereaksi Benedict akan menghasilkan larutan ungu muda.
B.        Saran
1. Diharapkan setiap kali memeriksa laporan, assiten juga membaca  saran dari praktikan karena percuma di buatkan saran tetapi tidak dibaca.
2. Diharapkan agar peraturan dalam Laboraturium ditaati oleh praktikan dan asisten demi keselamatan bersama
3. Diharapkan komunikasi antara praktiksan dan asisten selalu terjalin dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin,A. 1993. KAMUS KIMIA ORGANIK. Departemen pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Anonim, 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi Ke-III, Departemen Kesehatan RI:Jakarta
Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi Ke-IV, Departemen Kesehatan RI:Jakarta.
Kalla Ruslan., 2010, Modul Kimia Organik I Tehnik Kimia , Universitas Muslim Indonesia : Makassar..
Tim Dosen Kimia Dasar, 2004, Kimia Dasar I, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Usman, Hanapi. 2007. Biomedik. Anonim. Makassar








0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger | Tested by Blogger Templates | Best Credit Cards