Sabtu, 15 Oktober 2011

kinetika reaksi


BAB I
PENDAHULUAN
1.            Latar Belakang
     Kinetika reaksi menggambarkan suatu study secara kuantitatif tenang perubahan – perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi di tentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah vaktor pembanding yang menunjukkan hubungan anntara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
     Keberadaan rreaksi kimia ditentukan oleh tinjauan termodinamika dan kinetika. Termodinamika memberikan informasi kea rah mana reaksi/ perubahan kimia itu secara spontan dapat berlangsung, atau dengan kata lain kea rah manakah system kimia itu mempunyai kestabilan yang lebih besar. Sedangkan kinetika mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya.
     Pada percobaan ini, kita akan melakukan dua macam peercobaan yaitu mengamati pengaruh suhu terhadap kecepatab reaksi dan menentuka orded reaksi dan tetapan kecepatan reaksi. Informasi kinetika di gunakan untuk meramalkan secara rinci mekanisme suatu reaksi yaitu langkah-langkah yanhg di tempuh perealksi untuk menetukan hasil reaksi tertentu sesuai yang diinginkan. Disamping itu kinetika juga memberikan informasi untuk mengendalikan laju reaksi. Informasi semacam itu sangat berguna bagi para ahli sintesis senyawa kimia, sehingga hasil sintesanya memuaskan.
     Salah satu factor pada persamaan laju reaksi itu kecuali suhu., keadaan zat, katalisator dan kepekatan pereaksi adalah tingkat reaksi. Tingkat reaksi ini di tentukan dari hasil percobaan yang menyatakan hubungnan antara laju reaksi dengan kepekatan pereaksi tersebut masing-masing.
2.            Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya  praktikum ini adalah :
Ø  Menetukan orde reaksi dan tetapan kecepatan reaksi
Ø  Menentukan factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi











BAB II
KAJIAN  PUSTAKA
1.        DASAR TEORI
Kinetika menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan-perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
Misalnya:
Reaksi        A + B                  C + D
mA + nB             xC + yD
maka kecepatan reaksinya adalah :
V =  =  =  =  = K [A]m[B]n
Dimana K adalah konstanta kecepatan reaksi, m dan n merupakan orde reaksi (Anonim, 2011).
Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tetang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehari-harisering dijumpai teaksi yang berlangsung lambat. Oleh karena itu dengan mempelajari kinetika kimia maka seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksin dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien (Tim Dosen UNHAS, 2004).
Pengertian tentang laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju reaksi tak lain dari pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu, atau pertambahan jumlah hasil reaksinper satuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik, sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrasi molar (Tim Dosen UNHAS, 2004).
Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan yang umum adalah mol dm-3-1. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat dinyatakan dengan:
Laju = k f (C1, C2, … Ci)
Dimana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta kecepatan, C1,C2 … adaalah konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk (Dogra, 1984).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi ialah: macam zat yang mengadakan reaksi, konstr/tekanan, temperature, adanya katalisator dan radiasi yaitu adanya sinar dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa reaksi terjadi dengan sangat cepat misalnya penetralan larutan asam kuat dengan basa kuat. Tetapi ada pula reaksi yang berjalan sangat lambat, misalnya reaksi H2 dan O2 pada temperature kamar tanpa adanya katalisator. Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada temperature kamar, tetapi kecepatan reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada kenaikan temperature (Respati, 1981).
Orde reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil percobaan dapat dtunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitunf secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu (Dogra, 1984).
Waktu paruh (t1/2) suatu zat radioaktif merupakan waktu yang diperlukan oleh separuh dari bobot awal tertentu dari zat itu untuk berubah menjadi zat lain. Waktu-paruh ditentukan secara eksperimen dengan mencacah banyaknya pancaran dalam suatu kurun waktu yang sesuai, oleh sautu contoh radioaktif yang bobotnya diketahui. Unsure-unsur radioaktif tertentu mempunyai waktu-paruh yang amat pendek dan unsur-unsur lain yang waktu-paruhnya amat panjang (Keenan, 1986).
Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan bila separuh konsentrasi dari suatu reaktan digunakan. Waktu paruh dapat ditentukan dengan tepat hanya jika satu jenis reaksn terlibat, tetapi jika suatu reaksi berlangsung antara jenis reaktan yang berbeda, waktu paruh harus ditentukan terhadap reaktan tertentu saja (Dogra, 1984).
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999).
Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:
A + B AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi (Petrucci, 1987).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
a. Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).
b. Konsentrasi. Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3 H2SO3 + S (lambat)
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 + S
Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung). Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan laju reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah penguraian H2S2O3 (Petrucci, 1987).
Berhasil atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan tekanan yang dapat digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak bagi makhluk hidup (Hiskia, 1992).
c. Suhu Reaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan persamaan sebagi berikut:
k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln ART
Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987).
d. Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan diatas tanda panah (Petrucci, 1987).
Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu. Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia, 1992).
2.    Uraian Bahan
1.     Aquadest (DITJEN POM, 1979)
Rumus Struktur             : H – O – H
RE & BM                         : H2O / 18,02
Pemerian                       : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Nama Resmi                  : AQUA DESTILLATA
Nama Lain                     : Air Suling
Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                                  : Sebagai pelarut
2.    Asam Askorbat (DITJEN POM, 1979)
Nama Resmi                  : ACIDUM ASCORBICUM
Nama Lain                     : Asam Askorbat

Rumus Struktur             :     CH2OH
H-C-OH
           O     
H                      =O
        OH       OH
Rumus Kimia                 : C6H8O6
BM                                   : 176,13
Pemerian                       : Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laum menjadi gelap. Dalam keadaan kering, ,mantap diudara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan                       : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzen P.
Penyimpanan                :Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan                      : Sebagai sampel


BAB III
PROSEDUR KERJA
A.           Alat yang Dipakai
Alat yang dipakai dalam praktikum kinetika reaksi adalah batang pengaduk,  botol semprot, cawan porselin, erlenmeyer 100 ml, kalkulator, kertas timbang, labu ukur 250 ml, labu ukur 500 ml, penangas air,  pipet tetes, spektrofotometer,  termometer, dan timbangan analitik. 
B.           Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kinetika reaksi adalah aquadest, alumunium foil, asam askorbat, es batu, kertas semi log dan tissue.
C.    Langkah Percobaan
a.      Menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi asam askorbat
Di timbang 250 mg asam askorbat, di larutkan dalam 250 ml air kemudian di ambil 50 ml lalu di masukkan dalam labu ukur 500 ml, kemudian di cukupkan volumenya menjadi 500 ml, kemudian di bagi menjadi 5 bagian, masing-masing di masukkan dalam Erlenmeyer berisi 100 ml. Erlenmeyer 1 di biarkan pada suhu kamar, (30oC), Erlenmeyer 2 di panaskan pada suhu 50oC, Erlenmeyer 3 pada suhu 70oC dan Erlenmeyer 4 ada suhu 90oC. Sedangklan untuk Erlenmeyer 5 di gunakan untuk menentukan orde dan tetapan laju reaksi dari asam askorbat. Setelah di panaskan selama 15 menit masukkan ke dalam air dingin (es batu), di hitung kadar asamaskorbat dengan spektro
b.      Menentukan orde dan tetapan laju reaksi dari aasam askorbat
Di siapkan Erlenmeyer 5 yang berisi larutan asam askorbat 100 ml, di panaskan pada suhu 500C dan di ukur suhunya pada menit ke 0 (pertama), menit ke 15, 30 dan menit ke 45.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    HASIL DAN PERHITUNGAN
a.    Hasil Pengamatan
1.    Penentuan orde dan tetapan laju reaksi
Sampel
Waktu(menit)
A
[  ]
Log [ ]
1
 [ ]
1
0
0,7505
21,69
1,33
0,046
2
15
0,4175
11,89
1,075
0,084
3
30
0,4245
12,10
1,08
0,084
4
45
0,619
17,83
1,25
0,059



-0,309
-0,038
0,190

2.    Penentuan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Sampel
Suhu (0C)
A
1
30
0,378
2
50
0,3675
3
70
0,348
4
90
0,318
3.    Kurva baku untuk vitamin C
Konsentrasi (ppm)
Absorban
5
0,167
10
0,341
20
0,6797
40
1,3597

b.    PERHITUNGAN
Diketahui : y = bx + a
a = 0,013
b = 0,034
r = 0,999
a.    Y1 = bx + a
0,7505 = 0,034x + 0,013
0,034x = 0,013 – 0,7505
0,034x = - 0,7375
     X1    = 0,7375         
                 0,034
             = 21,63


b.    Y2 = bx + a
0,4175 = 0,034 x + 0,013
0,034x = 0,013  - 0,4175
0,034x = - 0,4045
       X2 = 0,4045
                 0,034
             = 11,89
c.    Y3 = bx + a
0,4245 = 0,034 + 0,013
0,034x = 0,013 – 0,4245
0,034x =- 0,4115
      X3  = 0,4115
                 0,034
             = 12,10
d.    Y4 = bx + a
0,619   = 0,034x + 0,013
0,034x = 0,013 – 0,619
0,034x =- 0,606
      X3  = 0,606
                0,034
             = 17,82

2.    PEMBAHASAN
Kinetika menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan-perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan penguraian reaktan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.    Temperatur, menyebabkan peningkatan energy kinetic, sehingga laju reaksi akan berubah jika suhunya naik.
2.    Luas permukaan, laju reaksi berbanding lurus ddengan luas permukaan sentuhan sehingga semakin luas permukaan, maka akan semakin cepat reaksinya.
3.    Katalis, sebagai zat yang dapat mempercepat suatu reaksi, tetapi tidak memiliki perubahan kimia yang kekal dalam reaksi itu. Konsentrasi atau kepekatan, berbanding lurus dengan laju reaksi sehingga semakin besar konsentrasi larutan maka zat terlarut akan semakin banyak.
Pada percobaan kinetika reaksi, kita akan melakukan dua macam percobaan . Pertama menentukan orde dan tetapan laju reaksi dari asam askorbat , dan kedua pengaruh suhu terhadap  laju reaksi asam askorbat.
Cara kerja percobaan ini yang adalah, pertama di timbang 250 mg zat uji, di larutkan dalam 250 ml air. Kemudian di ambil 50 ml lalu di masukkan ke dalam labu ukur dan di cukupkan volumenya menjadi 500  ml. Kemudian 500 ml itu di bagi menjadi 5 bagian dan di masukkan dalam Erlenmeyer. Masing-masing 100 ml. Erlenmeyer 1 di biarkan pada suhu kamar (300C) selama 15 menit lalu di masukkan dalam es batu kemudian di ukur menggunakan spektro. Hal yang sama juga di lakukan pada Erlenmeyer 2, 3 dan Erlenmeyer 4. Hanya saja pada suhu yang berbeda. Erlenmeyer 2 pada suhu 500C, Erlenmeyer 3 pada suhu 700C, dan Erlenmeyer 4 pada suhu 900C. Erlenmeyer 5 di panaskan pada suhu 500C dan di ukur suhunya pada menit pertama (0), 15, 30 dan menit ke 45.
Dalam penentuan orde reaksi, dimana terbagi atas orde reaksi nol, orde reaksi 1, dan orde reaksi 2. Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Dikatakan orde reaksi 1 apabila salah satu pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Dan, dikatakan orde reaksi 2 aoabila salah satu pereaksi jika laju reaksi merupakan pangkat 2 dari konsentrasi pereaksi itu.
Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka :
Description: kec_rerata
Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :
Description: laju_reaksi_rerata
Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol L-1s-1. Kita ambil contoh khusus. Dalam reaksi fasa gas
Description: reaksi_fasa_gas
NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO,  ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:
Description: lajurerata
Jadi laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan waktu.  Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif.
Untuk reaksi yang umum:
aA + bB → cC + dD
Lajunya ialah
Description: laju
Hubungan ini benar selama tidak ada unsur antara atau jika konsentrasinya bergantung pada waktu di sepanjang waktu reaksi.
Menentukan Laju Reaksi :
Perhatikan penguraian nitrogen dioksida, NO2 menjadi nitrogen oksida, NO dan oksigen, O2 :  2NO2 → 2NO + O2
a.  Tulislah pernyataan untuk laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dan laju rata-rata bertambahnya konsentrasi NO dan O2.
b.  Jika laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 ditetapkan dan dijumpai sebesar 4×10-13mol L-1s-1, berapakah laju rata-rata padanannya (dari) bertambahnya konsentrasi NO dan O2
Jawaban :
a.  Laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dinyatakan sebagai :
Description: laju_no2
Laju rata-rata bertambahnya konsentrasi NO dan O2 dinyatakan sebagai:
Description: laju_rata_rata
b.  Untuk tiap dua molekul NO2 yang bereaksi terbentuk dua molekul NO. Jadi berkurangnya konsentrasi NO2 dan bertambahnya konsentrasi NO berlangsung dengan laju yang sama
Description: laju_sama
Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri
Dapat dikatakan, pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan. Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni, konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna (K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.
Aplikasi kinetika reaksi dalam bidang farmasi contohnya dalam pembuatan obat. Dengan mempelajari kinetika reaksi maka kita dapat mengetahui laju reaksi obat terhadap kerja enzim.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.            KESIMPULAN
Dari hasil percobaan di peroleh data bahwa pada suhu 300C di peroleh hasil pengukuran dengan spektro ialah 0,378. Pada suhu 500C di peroleh hasil 0,3675. Pada suhu 700C di peroleh 0,348. Dan pada suhu 900C di peroleh 0,318. Sedangkan pada percobaan penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi di peroleh hasil bahwa pada menit pertama sebesar 0,7505 A, menit ke 15 adalah 0,4175 A, menit ke 30 sebesar   0,4245 A dan menit ke 45 adalah 0,619 A. Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Nilai dari orde yang diperoleh:
-   Orde 0 =  21,09, 11,89, 12,10, dan 17,82.
-   Orde 1 = 1,33, 1,675, 1,08, dan 1,25.
-   Orde 2 = 0,046, 0,084, 0,082, dan 0,056.
Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa suhu berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Semakin tinggi suhu semakin kecil hasilnya.

2.            SARAN
Terlalu banyak waktu yang terbuang untuk menunggu sampel yang di timbang. Sebaiknya sebelum masuk praktikum sampel sudah di persiapkan terlabih dahulu agar praktikum bisa berjalan tepat waktu.

SKEMA KERJA
a.    Menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi asam askorbat
Di timbang 250 mg asam askorbat
Di larutkan dalam 250 ml air

Diambil 50 ml lalu di masukkan dalam labu ukur 500 ml
Kemudian di cukupkan 500 ml

Di bagi menjadi 5 bagian
Di masukkan dalam Erlenmeyer masing-masing 100 ml

Erlenmeyer di panaskan masing-masing pada suhu 30oC, 50oC, 700C, dan 900C.
Dipanaskan selama 15 menit

Dimasukkan dalam es batu

Di hitung kadarnya dengan spektro
b.    Menentukan orde dan tetapan laju reaksi dari asam askorbat

Siapkan Erlenmeyer berisi 100 ml asam askorbat

Di panaskan pada suhu 500C

Di ukur suhunya dapa menit ke 0 (pertama), menit ke 15, 30 dan menit ke 45













DAFTAR PUSTAKA
Anonim.  2011. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I. Universitas Muslim Indonesi: Makassar
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Dogra, S. K.  1984. Kimia Fisika dan soal-soal. Universitas Indonesia: Jakarta
Respati.  2001. Dasar-Dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta: Yogyakarta
Tim Dosen Unha.  2009. Kimia Dasar. Universitas Hasanuddin: Makassar
Keenan, C. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI. Erlangga: Jakarta









LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN
KINETIKA REAKSI
Description: G:\1247750129UMI LOGO.jpg
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
Andi fauziah
Andi khadijah Baharuddin
Bajil                                                                Bahrum Nur Rifai
Murdianto Usi RL                                         M. Salahuddin
Nurul Yakin Kadir                                        Rafsyannarullah Saere
Ragil Farda Aditya                                       Zulkifli Saputra
Kelas : L.1
Asisten : Ahmad Arianto

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger | Tested by Blogger Templates | Best Credit Cards