Sabtu, 15 Oktober 2011

senyawa karbon

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
              Senyawa hidrokarbon merupakan persenyawaan yang paling banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.  Bahkan tubuh manusia sendiri yang terdiri dari tulang-tulang, daging, otot darah, urat, enzim dan lain-lain, ini semuanya adalah tersusun dari senyawa-senyawa karbon. Begitu juga dengan bahan makanan yang harus kita konsumsi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin dan lain sebagainya.
              Senyawa organik seperti hidrokarbon yaitu senyawa yang terdiri dari hidrogen dan karbon terdapat dalam berbagai jenis dan struktur molekul yang berbeda-beda. Begitu pula sifat fisik serta sifat kimianya. Untuk itulah dibutuhkan beberapa reaksi-reaksi agar senyawa dapat diidentifikasi. Pengenalan senyawa-senyawa ini berfungsi dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang pengobatan, yakni untuk menentukan zat penyusun obat serta efek maupun khasiatnya.
Dalam percobaan ini, dilakukan beberapa reaksi karbon seperti reaksi, polimerisasi, redoks, pengesteran,dan iodoform. Dari reaksi-reaksi ini digunakan untuk mengenali jenis hidrokarbon khususnya dalam suatu obat.
B. Rumusan Masalah
                     Apa saja reaksi yang terjadi pada senyawa karbon?
C. Maksud Praktikum
                  Untuk mempelajari beberapa aspek yang terkait dengan  reaksi senyawa hidrokarbon seperti reaksi  adisi,polimerisasi,esterifikasi,redoks,dan yodoform.
D. Tujuan Praktikum
                  Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui reaksi polimerisasi,reaksi esterifikasi,reaksi redoks,dan reaksi iodoform dari senyawa hidrokarbon.
E. Manfaat Praktikum
                Setelah melakukan praktikum ini,diharapkan para praktikan mampu membedakan reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa karbon,misalnya reaksi polimerisasi,esterifikasi,redoks,dan yodoform.









BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Teori Umum
                 Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua elemen yakni hidrogen dan karbon. Ada tiga kelompok utama dari senyawa hidrokarbon yaitu hidrokarbon jenuh (saturated), tak jenuh (unsaturated) dan aromatik. Pembagian ini di dasarkan pada jenis ikatan antara karbon-karbon (Tim Dosen Kimia. (2002),).
                  Senyawa organik menunjukkan sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda karena  strukturnya yang berdeba. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian berwujud cair dan ada pula gas. Ada yang rasanya manis, ada pula yang asam. Ada yang beracun, ada yang sangat penting dalam kehidupan. Untuk memahami berbagai sifat molekulnya perlu diketahui strukturnya (
Wilbraham, C, Antony (1992) )

                   Senyawa hidrokarbon jenuh

                  Golongan senyawa ini disebut senyawa hidrokarbon jenuh sebab hanya disusun oleh atom C dan H saja, dimana semua valensi dari C telah jenuh denga H. Golongan senyawa ini disebut pula paraffin yang berarti senyawa yang memiliki affinitas kecil, sebab golongan senyawa ini sukar bereaksi. Rumus umum senyawa ini CnH2n+2.( Respati. (1980).)
                   Selain senyawa hidrokarbon terdapat pula senyawa karbon lainnya seperti Alkohol, Aldehid maupun Asam Karboksilat yang mempunyai gugus fungsi dan disebut juga turunan dari alkana.

                    Senyawa hidrokarbon tak jenuh

                     Alkena adalah suatu hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena dikenal pula sebagai olifin dari kata olivine yaitu gas yang membentuk minyak. Suatu alkuna adalah suatu hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Kedua kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh karena memiliki atom hidrokarbon perkarbon yang lebih sedikit disbanding alkana.  Rumus umum alkena CnH2n dan rumus umum alkuna CnH2n-2 (Tim Dosen Kimia. (2002),).

                     Senyawa Hidrogen Aromatik

                     Pada permulaan abad ke 19 banyak ditemukan senyawa-senyawa  organic yang mempunyai bau atau aroma yang karakteristik, terutama yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Penggolongan senyawa menurut aromanya disebut juga senyawa aromatik yang dkenal luas yaitu benzena.
                      Benzena sendiri pertama-tama diketemukan oleh faraday pada tahun 1825 dalam residu yang berupa cairan dari gas pembakaran. Dari penyelidikannya ia menemukan bahwa senyawa tersebut mempunyai rumus perbandingan C—H dan dari berat molekulnya diketahui bahwa rumus molekulnya C6H6 (Respati. (1980).)
Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan rumus molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R- adalah gugus alkil dan gugus hidroksil –OH sebagai gugus fungsi. Fenol mempunyai struktur yang hampir mirip dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Dan dengan Ar- (sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan Ar-OH (Fessenden ( 1997)).
         Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus-gugus penting di dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut karbonil. Aldehida dapat dibuat  dari oksidasi lemah alcohol primer. Oksidator yang digunakan adalah kalium dikromat dalam suasana asam.( Karyadi; Benny; (1997),)
         Pada senyawa-senyawa hidrokarbon dapat terjadi reaksi-reaksi antara lain:( Pine, Stanley H. (1998)
A.     Reaksi Polimerisasi
               Polimerisasi umumnya terdiri atas dua macam, yaitu polimerisasi reaksi rantai  dan polimerisasi reaksi tahap. Pada reaksi rantai, masing-masing reaksi bergantung pada reaksi sebelumnya untuk menyediakan pusat reaktif. Monomer digunakan di seluruh proses polimerisasi. Panjang rantai polimer bergantung reaksi tertentu dan keadaan polimerisasi. Sedangkan setiap reaksi dalam polimerisasi reaksi tahap pada hakekatnya tidak bergantung pada reaksi sebelumnya. Monomer bereaksi satu dengan yang lain menghasilkan dimer, trimer, dan oligomer yang lebih besar, yang masing-masing masih menahan gugus fungsi yang reaktif.

B.    Reaksi Pengesteran
               Reaksi pengesteran adalah reaksi pembentukan ester antara alkohol dengan asam karboksilat misalnya :
                                          O                                     O
                                          І І                                   І І
               C2H5OH +  CH3 C                             CH3—C—O—C2H5  + H2O
                                                  OH
                 Etanol                                                        Etiletanoat
D.     Reaksi Redoks
               Oksidasi dan reduksi tidak mewakili golongan reaksi terpisah, mereka lebih mewakili perubahan yang mungkin mengikuti adisi, subtitusi atau eliminasi. Senyawa organik juga mengalami reaksi redoks, akan tetapi perpindahan elektron biasanya tidak diselesaikan dalam proses. Suatu perubahan dalam ikatan kovalen antara beberapa atom dengan keelektronegatifan berbeda terjadi.      



B.        Uraian Bahan
1.    Natrum Hidroksida (Direktur Jendral POM, (1979),)
Nama resmi         : Natrii Hyroxidum
Nama lain            : Natrium Hidroksida
Kandungan          :Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan      tidak lebih dari 100,5% alkali jumlah dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3  tidak lebih dari 3,0%.
Pemerian              : Putih atau praktis putih, masa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab.
Kelarutan            : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup rapat.
2.    Asam Asetat (Direktur Jendral POM, (1979),)
Nama resmi         : Acidum Aceticum
Nama lain            : Asam asetat
Rumus molekul   : CH3COOH
Berat molekul      : 60,05
Kandungan       : Mengandung tidak kurang dari 36,0% dan tidak lebih   dari 37,0%b/b C2H4O2.
Pemerian                : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk, rasa   asam yang tajam.
Kelarutan                : Dapat bercampur dengan air, etanol dan gliserol.
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat.
3.    Asam Sulfat (Direktur Jendral POM, (1979),)
Nama resmi         : Acidum sulfuricum
Rumus molekul  : H2SO4
Berat molekul     : 98,07
Kandungan        : Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 98,0%b/b H2SO4.
Pemerian             : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif.
Kelarutan            :  Bercampur dengan air dan etanol, dengan menimbulkan   panas.
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan           : Pemberi suasana asam.
4.    Air suling (Direktur Jendral POM, (1979),)
Nama resmi         : Aqua Destillata
Nama lain            : Aquades, air suling
Rumus molekul  : H2O
Berat molekul     : 18,02
Pemerian             : Cairan jernih, tidak berwarna, tak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan           : Sebagai pelarut
5.    Iodium (Direktur Jendral POM, (1979),)
Nama resmi         : Iodum
Rumus molekul  : I
Berat molekul     : 126, 91
Kandungan        : Mengandung tidak kurang dari 99,5% I
Pemerian             : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam, bau khas
Kelarutan            : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95%), dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan           : Pembuat iodoform

C.Prosedur Kerja (Anonim;2011)
I.          Reaksi polimerisasi
                        Ke dalam sebuah tabung reaksi masukkan 2 ml asetaldehid 1:1. Tambahkan ke dalam tabung tersebut 2 ml larutan NaOH 2M. Panaskan tabung perlahan-lahan dan amati perubahan yang terjadi.

II.        Reaksi pengesteran
            Isi tabung reaksi dengan 2 ml alkohol 50%, 2 ml asam asetat 6 Mdan 5 tetes asam sulfat pekat. Panaskan tabung reaksi ini selama beberapa menit, Kemudian tuang isinya  ke dalam tabung reaksi lain yang sudah diisi dengan 3 ml air, Cium bau larutan tersebut.
III.       Reaksi redoks
            Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml alkoho 50%, 3 tetes asam sulfat pekat dan  4 ml larutan kalium dikromat 0,1M. Tutup tabung reaksi dengan sebuah gabus dan letakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
IV.      Reaksi Iodoform
               Isi tabung reaksi dengan 5 ml larutan I2  0,2M dan 2 ml alkohol. Tambahkan setetes demi setetes larutan NaOH 0,1M sampai larutan berwarna kuning pucat. Tutup tabung reaksi dengangabus dan letakkan kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Dinginkan dan amati perubahan yang terjadi, cium bau larutan.



BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

  1. Alat yang Digunakan
               Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gabus,gegep kayu,gelas kimia,gelas ukur,lampu spritus,pipet tetes, rak tabung ,tabung reaksi
  1. Bahan
               Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan Alkohol 50%,Asam asetat,asam sulfat,asetaldehida 1:1, Aquadest,Kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1M, Larutan iodum (I2) 0,2M, NaOH 2M, NaOH 0,1M.

C.  Cara Kerja
I.Reaksi Polimerisasi
               Dimasukkan 2 ml asetaldehid 1:1 ke dalam tabung reaksi, Ditambahkan ke dalam tabung tersebut 2 ml larutan NaOH 2M, Dipanaskan tabung perlahan-lahan dan diamati perubahan yang terjadi

II.Reaksi pengesteran
               Diisi ke dalam sebuah tabung reaksi 2 ml alkohol 50%, 2 ml asam asetat 6 M dan 5 tetes asam sulfat pekat. Dipanaskan tabung reaksi beberapa menit, Dituang isisnya ke tabung reaksi lain yang telah berisi 3 ml air dan dicium bau kelarutannya

III.Reaksi redoks
               Diisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml alkohol 50%, 3 tetes asam sulfat pekat dan 4 ml larutan kalium dikromat 0,1M, Ditutp tabung reaksi dengan sebuah gabus dan dan diletakkan dalam sebuah gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Diamati perubahan yang terjadi dan dicium bau larutan tersebut

IV.Reaksi iodoform
               Diisi ke dalam sebuah tabung reaksi 1 ml larutan I20,2M dan 0,4 ml alcohol,ditetesi Setetes demi setetes larutan NaOH 0,1M ditambahkan sampai larutan berwarna kuning pucat, Ditutup tabung reaksi dengan gabus dan diletakkan ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit,didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi serta dicium bau larutannya



                            
  

BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A.Hasil Praktikum

1.Tabel Hasil Pengamatan
            1. Reaksi Polimerisasi
Zat-zat yang direaksikan
Hasil reaksi
Asetaldehid + NaOH
 Keruh setelah dipanaskan ¤  kuning keruh dan terdapat endapan kehitaman



            2. Reaksi Pengesteran      
Zat-zat yang direaksikan
Hasil reaksi
Alkohol
 + H2SO4
+ air
 ¤  bening, bau menyegat khas
Agak kental & berminyak
Bau khas, ¤ bening
           



3. Reaksi Redoks    
Zat-zat yang direaksikan
Hasil reaksi
Alkohol
+ H2SO4
+ K2Cr2O7
+ pemanasan

Larutan bening, bau khas
Berminyak, baunya tdk menyengat
Warna orange, intensitas –
¤  hitam kekuningan

            4. Reaksi Iodoform
           
Zat-zat yang direaksikan
Hasil reaksi
I2 + Alkohol + NaOH
¤   merah, stlh dipanaskan bau menyengat

2. Reaksi

1.    Reaksi Polimerisasi

                                O                      O                                   OH             O
                               ||                  ||        NaOH               ||           ||
                  n CH3—C—H + CH3—C—H                    CH3—C—CH2—C—H
                                                                                                                            n 


2.    Reaksi Pengesteran
                                      O                                               O
C2H5OH + CH3—C                                  CH3—C                      + H2O
                                      OH                                           O--C2H5

3.    Reaksi Redoks
                                             
Red : Cr2O72- + 14H+ + 6e-               2Cr3+ + 7H2O                  x2
                                           
Oks : C2H5OH + H2O                  CH3COOH + 4H+ + 4e-       x3
                               2- 
   2Cr2O7    + 16H+ + 3C2H5OH              4Cr3+ + 11H2O + 3HC3COOH

 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 + 3C2H5OH         2Cr2(SO4)3 + 3CH3COOH +   

11H2O + 2K2SO4

4.   Reaksi Iodoform

      C2H5OH + 4I2 + 6NaOH               CHI3 + HCOONa + 5H2O + 5NaI
                                                                Iodoform
      Reaksi bertahap :
      CH3CH2OH + I2                CH3—C—H + 2HI
                                                           ||
                                                            O
                 O
                ||
      CH3—C—H + 3I2               CI3—C—H + 3HI
                                                           ||
                                                            O

      CI3—C—H + NaOH                CHI3 + NaO—C—H
              ||                                                     ||
               O                                                              O

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          





B.PEMBAHASAN


            Dalam percobaan ini dilakukan beberapa reaksi senyawa karbon. Pertama yaitu reaksi polimerisasi digunakan sampel asetaldehida 1 : 1 dengan NaOH sebagai katalis. Pada reaksi ini diperoleh bahwa asetaldehid tidak larut seluruhnya, yang menghasilkan larutan  keruh, kemudian setelah dipanaskan menjadi larutan kuning. Setelah dibiarkan beberapa saat, larutan keruh dan ada endapan kehitaman pada dasar tabung. Hal ini disebabkan karena asetaldehida bereaksi dengan senyawanya sendiri dengan katalis NaOH membentuk molekul yang lebih besar (polimer).

            reaksi Pada reaksi pengesteran digunakan sampel alkohol dan asam asetat dengan katalis asam sulfat pekat. Pada reaksi ini diperoleh larutan bening  dan bau menyengat. Reaksi antara alkohol dan asam karboksilat (asam asetat) menghasilkan senyawa ester dengan bau harum.
            Pada reaksi redoks alkohol direaksikan dengan dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam (H2SO4). Pada reaksi ini diperoleh larutan yang berwarna orange dan bau khas alkoholnya agak berkurang. Setelah dipanaskan, terbentuk larutan hitam kekuningan denga bau yang menyengat. Hal ini disebabkan karena terjadinya proses reduksi-oksidasi yaitu terjadi penangkapan dan pelepasan elektron.
           
            Pada reaksi iodoform, direaksikan larutan iodin dengan alkohol dan NaOH sebagai katalis. Pada reaksi ini diperoleh larutan berwarna merah yang setelah dipanaskan mengeluarkan bau yang menyengat.    


BAB VI
PENUTUP


A.Kesimpulan
                        Berdasarkan hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
r Reaksi polimerisasi adalah pembentukan  molekul yang lebih besar (polimer) dari monomer-monomer yang kecil.
r Reaksi pengesteran membentuk senyawa ester dari reaksi antara alkohol dan asam karboksilat dan mengeluarkan bau harum.
r Pada reaksi redoks, terjadi penurunan dan penaikan bilangan oksidasi. Oksidasi terjadi kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi.
r Pada reaksi iodoform, terjadi pembentukan iodoform dari reaksi antara iodum, alkohol dan basa alkali.

B. Saran
Sebaiknya pereaksi yang digunakan ditempatkan pada tempat yang khusus sehingga praktikan tidak mondar-mandir di dalam Lab, agar praktikum dapat berjalan lancar dan tertib.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Kimia. (2002), “Kimia Dasar 2” Universitas Hasanuddin, Makassar. 

Wilbraham, C, Antony dan Michael S. Matta. (1992).” Pengantar Kimia Organik dan Hayati”. ITB. Bandung.


Respati. (1980). “Pengantar Kimia Organik”. Aksara Baru. Jakarta.
Fessenden, Ralph J dan Fessenden, Joan S. (1997). “ Dasar-dasar Kimia Organik ”. Binarupa Aksara, Jakarta. 


Karyadi; Benny; (1997), “Kimia 2” Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.


       Pine, Stanley H. (1998). “Kimia Organik 2”. ITB. Bandung.

Wilbraham, C, Antony dan Michael S. Matta. (1992).” Kimia Organik dan Hayati”. ITB. Bandung.


Direktur Jendral POM, (1979), “Farmakope Indonesia”. edisi III. Departemen Kesehatan RI, Jakarta


Anonim . (2011). “ Penuntun Kimia Organik “. Jurusan Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar




0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger | Tested by Blogger Templates | Best Credit Cards